SelamAT datANG Para AGaN AgaN dr DEsa SeteMpat MauPun Luar Desa.. BloG ini DiTErapKan KedePanNYa SebaGAi Sarana PuBliKasi Untuk DEsa Kami Bandar Sakti & TanJUNG annom (meski ada PostiNG umum di dalamnya, biar ngk bosen).. untUK aGan AGAn yg Mau SUMBang INformasi BISA di PoSTing DIsinIi.. Terimakasih SalaM SukSEs SelAlu

Miyabi dan Pornografi di Negeri Ini

>> Sabtu, 26 Desember 2009

Apa yang aneh dengan rencana kedatangan Miyabi? Ya, apa yang aneh dengan bintang porno asal Jepang itu? Seperti diketahui, akhir-akhir ini Miyabi santer diberitakan akan datang ke Indonesia. Bukan sekadar kunjungan biasa, tapi membintangi film Indonesia yang sedianya berjudul “Menculik Miyabi” disutradarai oleh Rako Prijanto. Siapa Miyabi? Bagi yang belum tahu, mungkin dengan adanya pemberitaan superbesar dan heboh sekarang ini, orang menjadi semakin penasaran terhadap perempuan berusia 23 tahun itu.

Miyabi yang bernama asli Maria Ozawa sudah sangat terkenal di seantero Asia berkat film-filmnya yang saru. Konon, di Indonesia film-filmnya dijajakan di lapak pinggir jalan, di depan sekolah-sekolah SD ataupun hanya beberapa meter di dekat kantro polisi.


Banyak tanggapan sehubungan dengan kedatangan Miyabi yang dibayar amat sangat mahal oleh rumah produksi Maxima Pictures. Yang paling santer dan paling banyak diekspos oleh media adalah para selebriti Indonesia. Jelas, beragam pula tanggapannya.
Ada yang mengatakan bahwa kedatangan Miyabi sebagai alat promosi Indonesia pada dunia internasional, ada pula yang berpendapat Miyabi bisa dijadikan sebagai role model atau motivasi perempuan Indonesia untuk lebih baik lagi. Ada juga yang mengatakan bahwa silakan Miyabi datang ke Indonesia, tapi jangan pernah berbuat macam-macam alias bermain film porno.

Malah, sebagian juga mengatakan bahwa setiap laki-laki pasti pernah menonton Miyabi—suatu perkataan yang amat gegabah, karena laki-laki di Indonesia ini masih banyak yang sholeh dan tidak pernah sekalipun nonton film-film seperti itu.


Di tengah suasana duka atas tragedi bencana Gempa Sumatera yang melanda negara kita, kedatangan Miyabi juga bisa disebut mendatangkan bencana bagi masa depan Republik kita. Menurut saya, bagi yang menolak Miyabi lebih didasarkan pada alasan akhlak masa depan bangsa kita yang tak ingin bangsa kita bermental porno.
Alasan yang lebih mendasar dan rasional.

Entah, tidakkah kita merasa cukup dengan “prestasi” kebobrokan kita seperti korupsi yang telah mendunia. Atau, kita hendak melengkapi lagi mental bangsa kita dengan kebobrokan mental yang lain? Biar masa depan bangsa kita, skandal seks lebih banyak, perselingkuhan, pergaulan bebas, pelacuran dan lain-lain “prestasinya” bisa mendunia?


Memang, kedatangannya main film ke Indonesia, sekalipun tidak main film porno bukankah berarti mempromosikan dirinya sebagai Bom Sex yang punya “reputasi” tinggi. Sekalipun film yang akan dimainkan adalah film lawak layaknya Warkop DKI yang untuk semua umur. Tapi, sadarkah kita? Di balik rencana kemunculannya di film tersebut, meninggalkan banyak tanda tanya bagi para penonton yang penasaran. Mengepung Kita Negeri kita Indonesia ini memang terlalu lembek dalam masalah kepornoan. Coba lihat ! Media porno dijual secara ugal-ugalan bahkan di lapak-lapak kaki lima. Semua tersedia dari yang kelas mahal seperti Matra, Popular, ME, maupun kelas murah seperti tabloid Hot,Lipstik, dll. Baik yang terbit bulanan, mingguan maupun harian. Tak hanya itu, majalah bermenu seks dari mancanegara pun mulai membanjiri tanah air. Sebutlah misalnya Cosmopolitan, FHM, dan Maxim. Majalah-majalah ini hampir selalu menampilkan cover perempuan dengan pose ‘bupati’ (buka paha tingi-tinggi) dan ‘sekwilda’ (sekitar wilayah dada).

Di internet, pornografi lebih gila lagi. Sudah banyak situs Indonesia yang menjajakan video dan foto porno dengan bintang lokal. Dengan membayar biaya langganan bulanan, tahunan, atau seumur hidup yang sangat murah, netter sudah bisa memelototi ratusan koleksi foto bugil perempuan muda Indonesia yang terus diup date. Inilah yang membuat Indonesia berada di peringkat no 2 setelah Rusia dalam masalah kepornoan. Luar biasa Indonesia !
Akibat peredaran media yang terlampau bebas tentu berpengaruh pada perilaku masyarakat. Hasil survei majalah Women’s Day mengatakan 21 % dari 6.000 pembacanya pernah mengalami serangan atau pelecehan seksual sebagai akibat langsung dari konsumsi pornografi. Studi lain mengatakan tontonan porno cenderung membuat laki-laki lebih agresif terhadap perempuan.

Perilaku ini ternyata bukan monopoli kaum rendahan saja, tapi juga para pejabat dan orang-orang besar lagi terhormat. Ada seorang anggota DPRD dari Propinsi Bengkulu yang diduga berzina dengan seorang mahasiswi yang direkam dalam kamera ponsel dan menyebar cepat di internet. Heboh skandal yang menjadi pembicaraan hangat di masyarakat adalah skandal YZ (seorang anggota DPR RI) dan ME (penyanyi dangdut). Dan kata Permadi, salah seorang anggota DPR RI, skandal seperti ini sangat banyak dilakukan oleh kawan-kawannya. Kalau sudah seperti ini, jangan berharap bangsa ini bisa keluar dari masalah kepornoan ini.

Dengan nelangsa Taufiq Ismail menyimpulkan dalam puisinya yang berjudul ‘Tak Tahu Aku Apa Jati Diriku Kini ?’ : “Dalam semua hal Indonesia sudah mirip neraka, dan sorga satu-satunya yang kita miliki adalah sorga pornografi…

”Yah, kita memang patut cemas akan nasib generasi kita.
Bisnis Menggiurkan Kita tentu tak habis fikir, mengapa pornografi begitu meluas ? Yah, inilah Kapitalisme ! Dalam sistem kapitalisme seperti saat ini, yang terpenting adalah bagaimana menumpuk materi. So, selama pornografi bisa mendatangkan materi selama itu pula pornografi sulit diberantas. Memangnya ada orang yang jadi kaya gara-gara pornografi ? Ada dan banyak.
Salah satunya adalah Hugh E Hefner. Pria yang tanggal 9 April 2006 tadi baru saja merayakan ultahnya yang ke-80 ini adalah pendiri majalah Playboy yang fenomenal itu.
Terbit pertama kali di Chicago pada tahun 1953 dengan oplah 50.000 eksemplar. Kini majalah dengan simbol kepala kelinci hitam bertuksedo (dasi kupu-kupu) itu sudah menjadi perusahaan besar dengan nama Playboy Entertainment Incorporation (PEI). Dari dagang pornografi Hefner bisa membeli pesawat jet pribadi DC-9 yang bernama The Big Bunny untuk antar jemput Chicago – Los Angeles dan keliling dunia. Pesawat ini dilengkapi bar, diskotik, living room, paviliun, bioskop mini, dan kamar untuk 16 orang tamu. Dia tinggal di sebuah istana (Playboy Mansion) di Holmby Hills kawasan Los Angeles didampingi 3 orang pacarnya. PEI bukan cuma menerbitkan majalah tapi macam-macam produk yang erat kaitannya dengan pornografi. Ada buku, merchandise, dan stasiun TV. TV Playboy dan sejumlah channel film dewasa telah meningkat pelanggannya.

Program Playboy meraih pelanggan 122,8 juta unit pada kuartal pertama tahun 2002, naik 18 % dari tahun 2001. Mau tau berapa keuntungan total PEI ? Pada tahun 1999 saja PEI sudah meraup keuntungan sampai US $ 348 juta. Sahamnya pun tercatat di bursa saham New York.


Pandangan Islam

Sebagai ajaran paripurna Islam datang untuk memberikan aturan bagi kehidupan ini. Bukan untuk mengekang. Tapi agar jalannya kehidupan menjadi teratur dan harmonis bak indahnya irama orkestra yang dihasilkan dari berbagai jenis alat musik.

Islam memandang bahwa manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan naluri di antaranya adalah naluri melestarikan jenis (gharizah al nau’).

Salah satu penampakannya dari naluri ini adalah adanya rasa suka terhadap lawan jenisnya. Naluri ini tentu saja menuntut pemenuhan tatkala dia muncul. Hanya saja, naluri yang tidak dipenuhi (dipuasi) tidak menghantarkan seseorang kepada kematian, tidak juga menyebabkan gangguan fisik, jiwa, maupun akal (ini tentu berbeda dengan teori Sigmund Freud yang mengatakan sebaliknya).

Secara faktual, naluri yang tidak terpenuhi hanya akan menyebabkan kegelisahan. Dari sini sebenarnya dapat difahami bahwa pemuasan naluri adalah untuk mendapatkan ketenangan dan ketenteraman. Bukan sebaliknya, malah menimbulkan kegelisahan baru, misalnya memuaskan naluri kasih-sayang dengan pacaran, nalurinya terpuaskan tapi timbul kegelisahan baru yakni kegelisahan akan pelanggaran aturan Allah SWT .

Seharusnya seperti semboyan pegadaian : menyelesaikan masalah tanpa masalah.
Yang perlu kita ketahui adalah naluri ini kada muncul secara internal (seperti dorongan fisiologis pada diri manusia).
Dia akan muncul kalo ada rangsangan dari luar (bersifat eksternal). Faktor-faktor luar yang dapat membangkitkan naluri ini ada 2 macam. Pertama, fakta yang dapat diindera secara langsung oleh manusia, kedua, fikiran-fikiran yang dapat mengundang makna-makna (bayang-bayang) tertentu.
Dari pemahaman tentang naluri itu maka kita kemudian dapat menghubungkan antara naluri, pergaulan bebas (zina), dan pornografi-pornoaksi.

Merebaknya pornografi seperti berhamburannya tabloid-tabloid ‘panas’, banyaknya novel-novel cabul, ditambah lagi ‘stensilan buku putih’; meluasnya tayangan pornoaksi semisal goyang dangdut seronok, VCD-VCD semi porno bahkan porno, rekaman HP porno; bahkan hal yang sangat biasa dalam kehidupan sehari-hari seperti kebiasaan membuka aurat, bersolek dan berhias di hadapan laki-laki asing (non mahram), berdua-duaannya laki-laki dan perempuan (khalwat), memandang lawan jenis dengan pandangan syahwat, dll hanya akan mempercepat munculnya naluri.

Makanya Islam mengharamkan semua itu.

Dalam masalah aurat Rasulullah SAW bersabda : “Jika seorang wanita telah baligh, tidak pantas terlihat dari dirinya selain wajah dan kedua telapak tangannya sampai bagian pergelangannya. “ (HR. Abu Dawud). Aurat ini wajib ditutup. Allah SWT berfirman : “Wahai Nabi, katakanlah kepadaistri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (QS. Al Ahzab : 59)


Dalam hal berduaan (khalwat) Rasulullah SAW bersabda :
“Janganlah seorang laki-laki berkhalwat (berduaan dengan perempuan) sesudah hari ini secara rahasia kecuali bersama seorang atau dua orang laki-laki.”
Dalam riwayat lain :
“…kecuali ia bersama mahram.” (HR. Ahmad)
Memandang lawan jenis pun diatur oleh Islam. Ali ra menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :“Janganlah engkau mengikuti pandangan pertama dengan pandangan berikutnya. Pandangan pertama adalah hakmu sedangkan pandangan berikutnya bukanlah hakmu.” Ini adalah tindakan preventif (pencegahan) dari Islam.

Jika semua ini diabaikan dan pornografi dan pornoaksi dibiarkan meluas maka pergaulan bebas (baca : zina) — sebagai upaya pemenuhan naluri dengan cara salah — pun merebak. Zina merupakan penyakit sosial yang mengancam bangsa dan negara. Kemarau panjang, kelaparan, kemiskinan, kezaliman penguasa adalah bagian dari resiko sosial zina.


Dalam sebuah hadits diriwayatkan Abdullah bin Umar ra mengutip sabda Rasulullah SAW : “Wahai kaum muhajirin, ada lima hal yang aku berlindung kepada Allah agar kalian tidak menjumpainya : …tidaklah menyebarkan perbuatan keji (zina) pada suatu kaum hingga mereka berterang-terangan melakukannya melainkan mereka akan ditimpa wabah-wabah penyakit dan kelaparan yang belum menimpa orang-orang sebelum mereka.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim).

Hubungan kausalitas ini memang hanya bisa difahami dengan bahasa iman. Jika tindakan preventif tidak mempan maka perlu sanksi tegas bagi pelanggarnya. Semua ini demi semakin bermoralnya generasi bangsa ini. Hidup dalam negeri yang sopan, santun, beradab, bermoral dan tanpa pornografi adalah sebuah hadiah terindah bagi bangsa ini. Di sana anak-anak dan remaja maupun orang tua begitu terhormat. Para orang tua tak lagi risau, dan semakin ringan dalam menjalankan aktivitas yang pada akhirnya kemakmuran dan kesejahteraan tercapai. Sehingga suatu saat, “Selamat Datang di Negeri Tanpa Pornografi” bakal terwujud dan bukan hanya ada di “Republik Mimpi.”

Amien.




0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Komentarnya..

Loading

Negara YG Mampir

free counters

Dari Mana Kamu

Pengikut

  © Bekerja Sama Dengan Usaharakyat.COM n' Powered by ICT BandarSakti 2009

Kembali KeAtas